Kuasa Sebuah Buku


Sabat 12 - 18 Desember | Jepang
Saki Takahagi, 35 Tahun


Apakah kau suka membaca? Saki yang berusia sembilan tahun senang membaca di pulau Okinawa, Jepang. Dia sangat suka membaca lima buku yang dibeli dari orang asing yang mengetuk pintu mereka. Berulang kali dia membaca Uncle Arthur’s Bedtime Stories. 

Buku-buku itu memperkenalkan Saki kepada Yesus. Keluarganya bukan Kristen. Orang tuanya, seperti banyak orang di Jepang, tidak pergi ke gereja atau menyembah Yesus. Melalui buku, dia membaca bahwa Yesus mengasihi anak-anak dan ingin membuat mereka bahagia. 

Bertahun-tahun berlalu, Saki tumbuh dewasa dan pindah ke Tokyo, Ibu Kota Jepang; dan Saki mulai dipanggil ibu karena ia menjadi seorang ibu dengan dua orang anak. Di suatu tempat dalam perjalanan ibu kehilangan buku Cerita Uncle Arthur’s Bedtime Stories. 

Suatu hari, ibu menyadari bahwa anak laki-laki tertuanya akan segera cukup dewasa untuk mulai bersekolah. Tetapi kemana dia harus mengirimnya? Ibu memperhatikan sebuah sekolah di dekat rumahnya dan mencarinya di internet. Dia mengetahui bahwa itu adalah sekolah Advent. Karena belum pernah mendengar tentang orang Advent, dia mencari informasi lebih lanjut secara online dan yang mengejutkannya, membaca bahwa gereja Advent menerbitkan banyak buku anak-anak, termasuk Uncle Arthur’s Bedtime Stories yang disukainya. Dia kemudian tahu bahwa dia ingin putranya belajar di sekolah Advent. 

Tetapi pertama-tama ibu ingin tahu lebih banyak tentang gereja Advent. Sebuah gereja Advent terletak di sekolah Advent dan dia mulai menghadiri kebaktian Sabat. Dia merasakan kedamaian saat dia menyanyikan himne dan mendengarkan khotbah. Dia juga mendapatkan satu set Uncle Arthur’s Bedtime Stories dan mulai membacakannya untuk anak-anaknya. Mereka menyukai ceritanya. 

Saat ibu membacakan untuk anak laki-lakinya, dia mulai membaca buku lain sendiri—Alkitab. Dia telah membaca banyak buku dalam hidupnya tetapi tidak pernah dia membaca buku seperti ini. Katakata dalam Alkitab menyentuh hatinya. Dia membaca untuk pertama kalinya bahwa Yesus mati untuk menyelamatkan manusia. Dia memberikan hatinya kepada Yesus dan dibaptis. 

Saat ini, ibu masih membacakan Uncle Arthur’s Bedtime Stories untuk putraputranya. Dia juga membagikan ayat-ayat Alkitab dengan mereka, terutama ketika mereka mengeluh. “ Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5: 16—18). 

Ibu menyukai Uncle Arthur’s Bedtime Stories. Dia menyukai Alkitab. Dan dia sangat mengasihi Yesus. 

Ibu belajar tentang Yesus melalui Uncle Arthur’s Bedtime Stories dan internet. Bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan digunakan untuk sebuah proyek untuk membantu banyak orang Jepang belajar tentang Yesus melalui internet. Ingatlah bahwa kita akan dapat memberikan Persembahan Sabat Ketiga Belas kita pada Sabat berikutnya. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati.


Oleh Andrew McChesney

======================================================================

Teruhiko H. Okohira (1865–1939) lahir dari keluarga berpengaruh di Provinsi Satsuma, Jepang. Saat bersekolah di sekolah bisnis di Amerika Serikat, dia pertama kali bertobat ke Metodisme dan kemudian, di San Francisco, dia menjadi seorang Advent. Dia menghadiri Healdsburg College dan, di akhir tahun sekolah pada tahun 1894, dia meminta seseorang untuk kembali ke Jepang bersamanya untuk menyebarkan pekabaran Advent. Rektor perguruan tinggi W. C. Grainger menanggapi dan pada tahun 1896, mereka dikirim oleh General Conference ke Tokyo, Jepang. Pada tahun 1907, Okohira dan seorang pria lainnya, H. Kuniya, diurapi sebagai pendeta Advent Jepang yang pertama.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama