Noelia sangat ingin, menyelesaikan tugas memasak makanan untuk hari Sabat sebelum matahari terbenam di Desa Chase di Trinidad dan Tobago.

Dia telah bekerja sebagai pekerja Alkitab utama untuk seri penginjilan yang telah menghasilkan 25 baptisan. Saat ini seorang wanita dari pertemuan tersebut yang sementara berpikir untuk dibaptis mengundangnya untuk memberikan pendalaman Alkitab pada Jumat malam.

Noelia sedang memasak hidangan favorit Guyana, santapan rebus dan goreng, menggunakan kompor gas enam tungku di apartemen satu kamar sewaannya.

Dia sedang menunggu ubi, singkong, talas, dan pisang yang sementara digoreng.

Ponselnya terletak di tempat tidur yang bertepatan di belakangnya berbunyi bip, menandakan ada pesan teks yang masuk.

Dia menoleh untuk melihat Kemudian...

BUUUM!

Ledakan keras mengguncang apartemen.

Kuatnya ledakan itu membuat Noelia terlempar melintasi ruangan tersebut, dan dia terkapar dengan punggungnya yang terhempas ke dinding.

Saat dia jatuh dari dinding, ada tangan yang tak terlihat seperti membantunya untuk bertumpu pada kedua kaki dan dengan kuat mendorong punggungnya untuk melintasi ruangan yang dipenuhi api dan keluar dari pintu depan.

Di luar ruangan, Noelia berteriak minta tolong. Kata-katanya tak bisa dipahami, tetapi para tetangga melihat api keluar dari pintu apartemennya. Seseorang memanggil ambulans, dan petugas operator menyarankan untuk terus menyirami Noelia dengan air sampai ambulans tiba.

Seseorang mulai mengguyur Noelia dengan seember air, dan dua orang lainnya mencoba memadamkan api di dalam apartemen. Noelia bersyukur atas air yang sejuk. Kepalanya terasa seperti akan meledak dan kulitnya merasakan sensasi terbakar yang tak tertahankan. Dia mengalami luka bakar second-degree bum (memengaruhi lapisan kulit pertama dan kedua).

Saat ambulans tiba, dia segera dibawa ke klinik gawat darurat yang terdekat dengan apartemennya daripada ke rumah sakit Keadaannya perlu distabilkan terlebih dahulu.

Dokter klinik bertanya kepada paramedis apa yang telah terjadi.

"Tabung gas meledak saat dia sedang memasak di tempat tinggalnya," kata seorang paramedis.

"Bagaimana bisa dia masih dalam keadaan utuh?" dokter bertanya dengan rasa tidak percaya."Dia seharusnya sudah meninggal. Tidak ada yang selamat setelah ledakan tabung gas."

Mendengar percakapan itu, Noelia diam-diam berterima kasih kepada Tuhan untuk kehidupan.

'Engkau pasti mempunyai tujuan bagi hidup saya "doanya. "Itulah sebabnya Engkau menyelamatkan saya" Setelah keadaannya stabil, dia dipindahkan ke rumah sakit. Pada penghujung malam itu, seorang teman dari gereja mengajak Noelia untuk beristirahat di rumahnya.

Noelia senang bisa keluar dari rumah sakit, tetapi dia merasakan rasa sakitnya luar biasa. Anggota gereja begitu kaget ketika mereka mendengar tentang ledakan itu dan menjenguknya pada hari Sabat. Mereka berdoa bersamanya dan menyanyikan lagu-lagu.

Pada hari Sabat ketika matahari terbenam, Noelia tidak bisa berjalan. Kakinya membengkak seperti balon yang besar dan terasa sangat berat.

Selama sebulan berikutnya, anggota gereja wanita secara bergiliran tinggal bersama Noelia pada siang hari. Pendeta-pendeta mengunjungi dan berdoa bersamanya. Tidak diduga pemulihannya berlangsung sangat cepat Setelah satu setengah bulan, dia bisa berjalan lagi, dan dengan segara dia kembali beraktivitas seperti biasanya. Dokter begitu heran melihat betapa cepat kulitnya sembuh.

"Kamu beruntung," katanya.

"Saya tidak percaya pada keberuntungan," kata Noelia. "Saya percaya ini adalah berkat dari Tuhan. Kesembuhan ini adalah jawaban dari doa-doa para anggota gereja."

Setelah ledakan itu, hubungan Noelia dengan Tuhan lebih diperbaharui. Dia selalu mencintai-Nya, dan sekarang dia lebih memercayai-Nya. Dia berhenti mengkhawatirkan masalah sehari-hari, mengingat bahwa Tuhan telah menyelamatkannya untuk suatu tujuan dan dia bisa selalu percaya kepada-Nya.

Sembilan bulan setelah kejadian tersebut, wanita yang ingin dia temui pada hari ketika terjadi ledakan itu menyerahkan hatinya kepada Kristus.

Saat ini Noelia sedang melayani Tuhan dengan sepenuh hatinya.

Dia membantu mengelola pusat pengaruh perkotaan yang menjangkau orang-orang dari agama non-Kristen di Trinidad dan Tobago.

"Tidak ada yang dapat menghalangi saya untuk melakukan pekerjaan Tuhan "kata Noelia.

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga belas pada triwulan ini akan membantu membuka sebuah "pusat pengaruh" Hidup yang Lebih Baik untuk melatih para mahasiswa menjadi misionaris di kampus Universitas Karibia Selatan di Trinidad dan Tobago. Terima kasih telah mendukung misi dengan persembahan misi Sekolah Sabat Anda.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama