Doa yang Penuh Kuasa

Sabat 10 - 4 Desember | Korea Selatan 
Jaechan, 12 Tahun


Pernahkah Anda merasa malu? Pernahkah Anda merasa sangat malu sehingga tidak ingin pergi ke gereja? 

Persis seperti itulah perasaan Jaechan saat pertama kali orang tuanya membawanya ke gereja di Korea Selatan. Dia terlalu malu untuk pergi ke gereja. Jantungnya berdebar kencang saat dia berdiri di depan gerbang gereja. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi di dalam gereja. Dia tidak mengenal siapa pun di dalam gereja. Dia tidak punya teman di dalam gereja. Bagaimana jika gereja membosankan? 

Jaechan tidak ingin masuk. Ayah dan ibu tidak memaksanya masuk. Dengan izin mereka, dia berbalik dan berjalan pulang. 

Sabat berikutnya, ayah dan ibu mengundangnya untuk pergi ke gereja lagi. Jaechan tidak ingin pergi, tetapi dia merasa tidak enak untuk mengatakan tidak lagi. Jadi, dia dengan enggan pergi bersama mereka ke gereja. Ketika mereka tiba, dia berhenti di pintu gerbang dengan keraguan. Tetapi akhirnya diapun masuk. 

Guru Sekolah Sabat menyambut Jaechan dengan hangat. “Halo!” dia berkata. “Siapa namamu?” “Nama saya Jaechan,” kata Jaechan. 

Guru memperkenalkan Jaechan kepada anak-anak lainnya. Mereka tersenyum dan bersikap baik padanya. Jaechan merasa nyaman di antara teman-teman barunya. Guru mengajar Alkitab dengan cara yang menyenangkan, dan Jaechan menganggap pelajaran itu menarik. Di akhir kelas Sekolah Sabat, guru mendoakan Jaechan. “Ya Tuhan,” kata guru, “tolong buka hati Jaechan untuk-Mu sehingga dia akan mengasihimu.” 

Beberapa teman barunya juga berdoa agar dia mengenal Tuhan. “Bapa Surgawi,” kata seseorang. “Bantu Jaechan untuk mengasihi-mu.” Doa mereka berhasil. 

Jaechan mulai mengasihi Yesus. Awalnya, dia hanya bersekolah di Sekolah Sabat dan gereja. Namun setelah beberapa saat ia mulai ikut kegiatan anak-anak di sore hari juga. Dia mulai mempelajari pelajaran Sekolah Sabat dan menghafal ayat-ayat hafalan selama seminggu. Dia berteman dengan pendeta gereja. Pada hari Sabat pagi, dia bangun lebih dulu dan kemudian membangunkan ayah dan ibu.

“Bangun, bangun!” dia berkata. Kami tidak ingin terlambat ke Sekolah Sabat. 

Dia sangat suka pergi ke gereja sehingga dia mengundang tiga temannya untuk pergi ke Sekolah Alkitab Liburan di gereja itu. Temantemannya sangat menyukai Sekolah Alkitab Liburan sehingga mereka mulai pergi ke gereja bersama Jaechan setiap Sabat. 

Jaechan sangat senang. Dia bertemu Yesus melalui doa guru Sekolah Sabat dan anak-anak di kelas Sekolah Sabat. Setelah membawa ketiga temannya ke gereja, dia berdoa agar bisa memperkenalkan lebih banyak anak kepada Yesus. Setiap malam sebelum waktu tidur, Jaechan berdoa, “Bapa Surgawi, tolong bantu saya menjadi orang yang dapat memimpin orang kepada Tuhan. Tolong buat lebih banyak orang mengenal Tuhan. Dalam nama Yesus saya berdoa, Amin! “ 

Terima kasih atas Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda triwulan ini yang akan membantu anak-anak dan orang tua belajar tentang Yesus di Korea Selatan.


Oleh Youngsuk Chae

====================================================================

Unsur masakan Korea yang paling populer dan terkenal adalah kimchi: hidangan yang terbuat dari berbagai sayuran dan bumbu yang difermentasi, termasuk bubuk cabai.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama