David Kim, 53 Tahun
David mengemudikan Toyota Camry-nya keluar dari jalan bebas hambatan dan memasuki jalan yang jauh. Dia mengikuti navigator GPS-nya ke pertemuan pembicara penting di sebuah gereja di negara bagian Utah AS.
Tiba-tiba, pesan peringatan muncul di perangkat selulernya. Jalan di depan berbahaya. Hanya kendaraan untuk medan yang berisiko bisa berjalan di jalan ini.
David telah berkendara cukup jauh dengan mobil berukuran sedangnya itu, dan dia tidak bisa begitu saja berbalik. Seberapa buruk jalannya? Dia dengan tegas menginjak pedal gas.
Beberapa menit kemudian, peringatan itu kembali menyala. Tetapi dia mengabaikannya.
Kemudian jalan tanpa aspal, dan dia mulai mengemudi di atas tanah. Setelah menempuh jarak dekat menanjak, mesin mobil berhenti. Dia memutar kunci untuk menghidupkan ulang mesin, tetapi tidak ada respons. Dia memutar kunci lagi. Dan lagi. Tetapi tetap tidak ada respons.
Terbentang di bawah dia bisa melihat dataran tinggi pasir dan semak belukar. Tidak dapat menggunakan teleponnya karena tidak ada jaringan, dan tidak ada mobil lain yang terlihat. Tiba-tiba David merasa takut dan sendirian di antah berantah. Dia adalah seorang programmer komputer dari Korea Selatan yang terdampar di sisi bukit berpasir di Amerika Serikat. “Bagaimana jika saya bertemu hewan liar?” dia pikir.
David bertelut di tanah dan berdoa. “Ya Tuhan,” katanya. “Ampuni aku karena mengabaikan peringatan itu dan tetap mengemudi ke sini. Saya tidak tahu bahwa akan terjadi seperti ini. Tetapi saya harus memberikan seminar pada Sabat ini. Apa kesalahan yang telah aku perbuat?”
Hatinya dipenuhi dengan depresi, ketakutan, dan kejengkelan. Dia lupa bahwa Tuhan telah menuntun perjalanannya selama tiga bulan pada waktu dia harus memberikan seminar tentang bagaimana menginjil melalui internet dan media sosial.
Sekitar lima menit setelah doanya itu, dia melihat sebuah truk pickup sedang mendaki bukit. Sepasang orang tua melangkah keluar ketika mereka melihatnya. “Apa yang terjadi?” pria itu bertanya.
David memberi tahu mereka tentang mesin mobilnya yang menolak untuk hidup. Pria tua itu masuk ke mobilnya dan memutar kuncinya. Tidak ada respons. Dia mengembalikan kunci itu kepada David dan menawarkan untuk mengantarnya sejauh enam mil ke tempat di mana ponselnya akan berfungsi. Rasa syukur membanjiri hati David. Dia nantinya bisa memanggil truk derek untuk meminta bantuan.
Namun tiba-tiba lelaki tua itu meminta kembali kunci mobilnya. Memberi isyarat agar David duduk di sampingnya di kursi penumpang, dia pun memutar kembali kunci itu. David yakin bahwa dia hanya membuang-buang waktunya.
Kedua pria itu sudah mencoba menyalakan mesin dan gagal. Tibatiba.
Vroom, vroom!
Suaranya seperti musik di telinga David. Mesinnya hidup kembali. Pria tua itu menginjak pedal gas, dan mobil bergerak maju dengan mulus. David tidak bisa memercayai apa yang dia lihat. “Terima kasih! Terima kasih!” serunya.
Melambai selamat tinggal, dia memutar mobil dan kembali ke jalan utama, memuji Tuhan sepanjang jalan. Meskipun dia mengabaikan peringatan tersebut, Tuhan telah memberikan bantuan dari surga sehingga dia dapat mencapai janji ceramah berikutnya tepat waktu.
David Kim adalah satu dari antara banyaknya umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Korea Selatan yang melayani sebagai misionaris di seluruh dunia. Triwulan ini, gereja sedunia memiliki kesempatan untuk membantu dengan dua proyek misi Sabat Ketiga Belas di Korea Selatan: pusat perawatan bagi anak-anak imigran di Kota Ansan dan pusat penjangkauan misi di Kota Daegu.
Oleh Youngsuk Chae
Posting Komentar