Doa Seorang Pebisnis

Sabat 8 - 20 November | Korea Selatan
Kiyong Kwon, 56 Tahun


Ketika Kiyong berdoa, hal-hal menakjubkan terjadi. Saat berdoa, pebisnis yang makmur di Korea Selatan ini merasa terkesan untuk membangun Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Para pemimpin gereja memberinya bekas gedung gereja tidak jauh dari rumahnya, dan 40 orang dibaptis pada tahun pertama. 

Saat dia terus berdoa, jumlah baptisan bertambah menjadi 98 dalam 2 ½ tahun. Kiyong memutuskan untuk berdoa bagi 100 baptisan. “Tolong beri 100 jiwa,” dia berdoa. 

Ketika dia membuka matanya, dia tiba-tiba teringat seorang wanita yang sudah tiga tahun tidak dia lihat. Dia bertanya-tanya ke orang-orang sekitar dan mendapat informasi bahwa wanita itu telah membuka sekolah seni anak-anak. Kiyong pun membeli buket bunga berwarna-warni dan memberikan itu kepada wanita tersebut di sekolah itu. 

Pada pertemuan kedua, Kiyong menggambarkan pembangunan gerejanya. Dia berbicara tentang bagaimana 98 orang telah memberikan hati mereka kepada Yesus. 

“Kamu harus menjadi orang ke100,” katanya. “Tentu, saya akan menjadi orang ke-100,” kata wanita itu. “Bagus!” Kata Kiyong. “Tetapi Anda perlu pelajaran Alkitab dulu. Saya akan datang ke rumah Anda pada pukul 07.30 besok malam untuk mengajari Anda tentang Alkitab.” 

Kiyong berhenti dan menambahkan, “Pastikan suamimu ada di sana!” 

Kiyong menyebut suaminya karena dia membutuhkan dua orang untuk mencapai 100 baptisan.

Setelah Kiyong pergi, wanita itu pun menelepon suaminya. “Kiyong akan datang ke rumah kita besok untuk mengajari kita Alkitab,” kata wanita itu. 

Suaminya, seperti Kiyong, adalah seorang pemilik bisnis yang sukses. Tetapi dia bukanlah orang Kristen. Sebaliknya, dia menyembah di kuil leluhur dan dewa. Barubaru ini, dia memutuskan untuk meningkatkan bahasa Inggrisnya agar bisnisnya lebih makmur, dan dia telah membeli setumpuk buku bahasa Inggris untuk membantu studinya. Salah satu bukunya adalah Alkitab. 

Tetapi Alkitab membingungkan menurut dia. Pria itu sedang membaca Alkitab di kantor tetapi kesusahan untuk memahaminya. Dia mengerti kata-kata bahasa Inggrisnya, tetapi dia tidak bisa mengerti apa artinya. Akhirnya, dalam keputusasaan, dia memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan dalam Alkitab. 

“Jika Engkau adalah Tuhan yang sejati, maka kirimkan kepada saya seseorang untuk mengajari saya memahami Alkitab,” katanya dengan lantang. 

Saat itu, teleponnya berdering. Itu istrinya. “Kiyong akan datang ke rumah kita besok untuk mengajari kita Alkitab,” katanya. 

Dia tercengang. Dia duduk tanpa bergerak sama sekali dengan lama. Dia merasa seperti terkena sambaran petir yang menembus tubuhnya—dari kepala, ke tulang punggung, dan ke telapak kakinya. Keesokan harinya, Kiyong tiba di rumah pasangan itu dan terkejut karena mereka sangat siap dan merindukan untuk menerima pelajaran Alkitab. Dua anak dewasa mereka ada bersama mereka, juga ingin belajar tentang Tuhan yang telah menjawab doa ayah mereka begitu cepat. 

Keluarga itu belajar Alkitab dengan Kiyong dan menerima semua yang mereka pelajari. Mereka memberikan hati mereka kepada Yesus. Sebagai jawaban atas doa Kiyong, Tuhan tidak memberikan 100 baptisan. Dia memberikan 102. 

Bagian dari Persembahan Sabat Tiga Belas triwulan ini akan membantu menyebarkan Injil di Korea Selatan melalui dua proyek: pusat perawatan untuk anak-anak imigran di Kota Ansan dan pusat penjangkauan misi di Kota Daegu. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati.


Oleh Andrew McChesney

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama