Sabat 1- 2 Oktober | Mongolía
Erdenebat Budragchaa, (59 Tahun)
Saya bekerja sebagai tukang kait pada proyek konstruksi di Mongolia.
Ketika sebuah gedung apartemen sedang dibangun, mesin derek yang tinggi menggunakan pengait logam besar untuk mengangkat bahan bangunan dan mengayunkannya ke arah saya yang sedang menunggu di tembok yang tinggi. Saya yang mengambil bahan-bahan bangunan tersebut dari pengait derek itu.
Suatu hari, ketika saya hampir selesai melepas muatan dari kaitan itu di lantai tiga gedung yang sedang dibangun, kailnya tiba-tiba bergerak. Saya mengambil tongkat besar dan mencoba mendorong kailnya ke tempatnya. Tetapi kailnya mengayun kembali memukul saya dengan keras serta menjatuhkan saya dari dinding.
Saya masih ingat waktu itu saya jatuh dari gedung lantai 3 dan membentur tanah. Kemudian saya kehilangan kesadaran.
Karena tidak terdapat rumah sakit terdekat, seorang dokter pun bergegas ke lokasi konstruksi.
Beberapa saat kemudian, saya bangun dan menyadari bahwa kaki saya patah dan sumsum tulang belakang saya telah terluka. "Kami tidak dapat membawa Anda ke rumah sakit karena luka-luka Anda," kata dokter itu kepada saya.
Pada saat itu, Mongolia belum berkembang seperti sekarang ini, dan terjadi kekurangan peralatan medis yang memadai. Dokter tidak tahu persis apa yang terjadi pada saya. Dia berkata bahwa punggung saya patah, tetapi hanya itu saja yang dia tahu.
Saya terbaring lumpuh di tempat tidur selama dua tahun. Saya tidak bisa bergerak. Pada waktu itu, ada beberapa orang asing yang datang ke kota. Waktu itu saya tidak tahu bahwa mereka adalah misionaris, tetapi sekarang saya tahu bahwa mereka suka mengabarkan Injil.
Saya memiliki delapan anak, dan yang tertua duduk di kelas delapan. Semua anak saya mengikuti pertemuan yang diadakan oleh para misionaris tersebut. Meski kami bukan orang yang beragama, saya tidak pernah melarang mereka untuk pergi. Anak-anak saya membawa orang asing itu ke rumah saya. Saat itu, saya tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi sekarang saya tahu bahwa mereka berdoa untuk saya. Karena doa mereka, saya dapat sembuh dengan cepat.
Saya menjadi lebih kuat dan mulai melakukan terapi fisik. Saya meletakkan jeruji dan tali di atas tempat tidur saya dan mulai berolahraga.
Awalnya sangat sakit rasanya Ketika saya mengangkat kepala, tetapi doa anak-anak saya berhasil. Beberapa waktu kemudian saya bisa berjalan tertatih-tatih dengan tongkat.
Anak-anak saya pun menjadi sangat aktif di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan suka untuk bernyanyi di sana. Saya mulai menikmati ibadah Sabat juga. Saat saya mempelajari Alkitab, hidup saya mulai berubah. Dulu saya sering minum alkohol, tetapi sekarang saya sudah berhenti. Itu adalah perubahan yang besar. Saya ingin menjadi setia kepada Tuhan.
Saya dan istri saya pun dibaptis dan bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Beberapa tahun setelah bisa berjalan kembali, saya mulai menderita sakit di kedua kaki saya. Ketakutan pun mulai muncul. Saya khawatir saya akan menjadi lumpuh lagi.
Setelah pemeriksaan kesehatan, sang dokter tampak muram."Ini harus dioperasi, tetapi akan menyebabkan risiko yang tinggi," ujarnya. Dia menjelaskan bahwa tulang belakang saya rusak dan membutuhkan perhatian medis. Keluarga saya diminta untuk menandatangani surat pernyataan pelepasan rumah sakit dari tanggung jawab apapun jika operasi tidak berjalan dengan lancar.
Saya bersama istri lebih banyak berdoa. Pendeta dari gereja juga berdoa untuk saya. Menurut saya, berjalan lancar karena doa-doa yang telah dilayangkan tersebut. Bahkan luka operasi saya pun sembuh dengan cepat. Saya diizinkan pulang setelah seminggu dirawat.
Saat ini, saya merasa sehat dan bugar. Keluarga saya menjadi Kristen dan kami ingin teman-teman kami menjadi Kristen juga. Kami mengundang mereka ke gereja kami, dan beberapa telah datang. Tetapi belum ada dari teman saya yang menyerahkan hati mereka kepada Yesus. Saya tidak khawatir karena saya percaya bahwa Tuhan dapat menjangkau mereka. Bagaimanapun, Tuhan telah menjangkau saya di tempat tidur saya. Tugas saya adalah mengundang dan tugas Roh Kudus adalah menobatkan. Saya telah mengundang lebih banyak teman baru-baru ini ke gereja, dan saya berharap mereka akan datang.
Terima kasih atas Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini yang akan membantu membuka pusat pola hidup Advent di Ibu Kota Mongolia, Ulaanbaatar, di mana orang dapat menerima dukungan untuk berhenti minum alkohol dan belajar membuat keputusan pola hidup penting lainnya.
Oleh Erdenebat Budragchaa, seperti yang diceritakan kepada Andrew McChesney.
Posting Komentar