Chenelle yang berusia 31 tahun mendengar suara tembakan yang keras dari senjata semi-otomatis selama sesi pelatihan guru di ibu kota Trinidad dan Tobago, Pelabuhan Spanyol.
Para guru melompat dan berlari ke arah jendela di lantai tiga. Di jalan itu, seorang pria melarikan diri dengan berjalan kaki dari sebuah mobil putih. Tembakan datang dari mobil. Beberapa guru berteriak ketakutan, dan semua orang merunduk demi keselamatan saat mobil itu melewati sekolah. Mereka menunggu selama dua menit yang panjang. Akhirnya suara keras dari tembakan senjata berhenti, dan Chenelle mendengar suara jeritan anak-anak sekolah yang sedang ketakutan. Dia menangis. Suara tembakan tersebut merupakan yang kedua kalinya dia dengar dalam tujuh bulan ini.
Para guru turun ke lantai bawah untuk menenangkan anak-anak sekolah yang ketakutan. Chenelle, yang membantu memimpin pelatihan, meninggalkan sekolah. Petugas polisi sudah berada di luar, meminta para pengemudi untuk memindahkan mobil yang diparkir. Tetapi seorang polisi melarang dia untuk mendekati mobilnya.
"Bisakah saya setidaknya melihat mobil saya?"dia bertanya.
Seorang petugas menemani untuk melihat kendaraannya yang berwarna hitam. Ada lubang-lubang peluru di jendela mobil itu. Chenelle terkejut. Mobil itu baru saja dibelinya kurang dari dua tahun.
Chenelle kemudian mengetahui bahwa ada dua orang, termasuk seorang anak laki-laki, yang telah terserempet peluru dalam penyerangan itu. Tidak ada korban yang terbunuh. Terdapat juga suatu tanda pengamanan bahwa banyak anak telah diizinkan pulang dari sekolah pada sore itu agar para guru dapat mengikuti sesi pelatihan mereka. Mobilnya mengalami kerusakan parah karena pria yang menjadi sasaran penembak melarikan diri dari mobilnya sendiri dan bersembunyi di balik mobil Chenelle.
Malam itu di rumah, Chenelle berterima kasih kepada Tuhan atas perlindungan-Nya.
"Terima kasih, Tuhan, karena telah menyelamatkan saya dan semua orang yang berada pada jarak dekat dengan penembakan itu,"dia berdoa. "Terima kasih atas perlindungan-Mu yang tak berkesudahan dalam hidupku" Saat dia memikirkan tentang penyerangan itu, dia mengingat percakapan yang dia lakukan sehari sebelumnya. Sambil menunggu penggantian oli untuk mobilnya, dia dan seorang pekerja membicarakan bagaimana orang-orang menjaga mobil mereka terlalu berlebihan, sehingga menempatkannya lebih dari Tuhan. Selama percakapan dengan pekerja itu, Chenelle memberitahu bagaimana dia mendengar suara tembakan dari senjata semi-otomatis di jalan raya tujuh bulan yang lalu. Mobil yang terlibat dalam penembakan itu menabrak sisi kiri mobilnya, sehingga mobilnya mengalami kerusakan yang parah. Setelah kecelakaan itu, Chenelle memastikan bahwa Kristus lebih penting dari mobilnya. 'Saya bisa saja kehilangan mobil saya besok, tetapi selama Kristus menyelamatkan hidup saya, saya akan terus melayani-Nya,"kata Chenelle kepada pekerja itu.
Keesokan harinya, pada tanggal 12 Juni 2019, terjadi penembakan di luar sekolah.
Setelah penembakan di sekolah itu, beberapa rekan kerja menyarankan Chenelle untuk menjual mobilnya.
'Jual saja mobilmu,'kata salah satu rekannya. "Ada energi Iblis di dalam mobil itu.'
'Ya, singkirkan saja,'kata yang lain."Ada yang salah dengan mobil itu"
Tetapi Chenelle tidak menemukan alasan untuk menjual.
"Persoalannya bukan pada mobil itu," katanya. "Kita seharusnya tidak berfokus pada hal-hal yang bersifat materi. Kita seharusnya berfokus pada Tuhan."
Dia percaya bahwa mobilnya itu merupakan suatu kesaksian atas kebaikan Tuhan.
"Sesungguhnya apa yang terjadi adalah mengenai Tuhan yang sedang melindungi kita karena kita memelihara iman dan menyatakan nama-Nya ketika melewati masa-masa yang sulit," katanya.
Terima kasih atas Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda tiga tahun lalu untuk membangun gedung gereja pertama di University of the Southern Caribbean di tanah air Chenelle,Trinidad danTobago. Terima kasih telah mengingat universitas dengan Persembahan Sabat Ketiga Belas pada triwulan ini, yang akan membantu membuka "pusat pengaruh" Hidup yang Lebih Baik di kampus untuk melatih para mahasiswa menjadi misionaris.
Posting Komentar