Sabat ke 11 - 11 September 2021 | Pengungsi DAU, AS

Oleh Jimmy Shwe (51 Tahun)


Bayangkan seorang anak berusia 7 tahun dan lari untuk menyelamatkan hidup di tengah hutan. Bagaimana pengalaman itu memengaruhi Anda? Begitulah kehidupan Jimmy Shwe di Myanmar sebuah negara di Asia Tenggara, yang sebelumnya dikenal sebagai Burma.

Sebagai anak laki-laki, Jimmy menanggung rasa benci yang mendalam terhadap pihak-pihak berwenang karena pengalamannya. Pada suatu hari, dia pernah tersesat di hutan dan mengira dia akan mati. Dia memutuskan bahwa jika dia selamat, dia akan bergabung dengan gerakan perlawanan bersenjata untuk membalas dendam. Setelah dua tahun berpisah, Jimmy menemukan ayahnya di kamp pengungsi di Thailand.

Tetapi ayahnya tidak setuju dengan rencana Jimmy, dengan mengatakan bahwa tidak ada faedahnya untuk mengangkat senjata. Sebaliknya, dia mendorong Jimmy untuk menjadi seorang pendeta dan mengabarkan kepada sesamanya tentang kasih Tuhan dan harapan hidup kekal. Tidak mudah bagi Jimmy untuk melepaskan amarah dan kebenciannya yang mendalam. Tetapi dia melihat kedamaian dan kebahagiaan yang dirasakan ayahnya saat mereka menghadiri Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di kamp pengungsi.

Dia membaca tentang konflik antara Kristus dan setan di dalam Alkitab. Dia menyadari bahwa ayahnya benar dan memutuskan untuk mengampuni mereka yang telah berbuat salah kepadanya.

Jimmy menjadi seorang pendeta gereja Advent dan kemudian menetap di Amerika Serikat.

Dia segera menemukan bahwa banyak keluarga pengungsi Advent yang dia kenal di kamp pengungsian di Thailand sekarang tersebar di seluruh Amerika Utara. Mereka berusaha untuk mencari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tetapi kecakapan berbahasa Inggris mereka tidak memadai untuk memahami pesan atau berpartisipasi dalam kebaktian. Banyak yang merasa putus asa.

Jimmy sangat rindu untuk mengunjungi dan menguatkan iman mereka. Dia ingin membantu mereka membuat kelompok-kelompok kecil agar mereka dapat menyembah Tuhan yang di Surga dalam bahasa mereka sendiri.

Dengan banyak berdoa, Jimmy merintis tiga gereja.

Tetapi, bekerja penuh waktu untuk menghidupi keluarganya, dia tidak mempunyai waktu atau dana untuk melakukan perjalanan membantu lebih dari 2.000 pengungsi Advent etnis Karen yang tersebar di seluruh benua.

"Tetapi Tuhan mengetahui hati dan kebutuhan saya," kata Jimmy Shwe, yang sekarang melayani sebagai pendeta di Konferens Carolina dan konsultan penanaman gereja Karen untuk Pelayanan Pengungsi dan Imigran Advent Divisi Amerika Utara.

"Tuhan telah memimpin sepanjang waktu, dan Dia sudah mempunyai sebuah rencana," Jimmy menambahkan.

Persembahan Sabat Ketiga Belas yang dikumpulkan pada tahun 2011 telah menyediakan dana untuk menjangkau para pengungsi di Amerika Utara. Dana tersebut telah memungkinkan Jimmy mengunjungi keluarga-keluarga pengungsi yang tersebar diseluruh Amerika Serikat dan Kanada, membantu mereka untuk mengorganisasikan jemaat dalam bahasa mereka sendiri dan melayani komunitas mereka. Melalui pelayanannya, 55 gereja Karen telah didirikan di seluruh benua selama dekade terakhir ini.

Semua ini bisa terjadi karena anggota gereja memberi, dan Jimmy serta orang lain seperti dia mengizinkan Tuhan untuk mengganti dendam mereka dengan pengampunan dan kasih.

Triwulan ini, Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda akan kembali membantu membagikan Injil kepada para pengungsi di Divisi Amerika Utara. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang murah hati.

Oleh Terri Saelee Koordinator, Pengungsi Advent dan Pelayanan Imigran untuk Divisi Amerika Utara Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama