Narator: Nunavut adalah sebuah teritori Kanada yang terbaru, terbesar, dan terletak di paling utara. Nunavut, yang telah dibentuk pada tahun 1999, merupakan teritori dengan tundra yang sangat luas, berpenduduk jarang dan memiliki gunung-gunung yang terjal serta desa-desa terpencil yang hanya dapat diakses dengan perahu atau pesawat. Wilayah ini juga merupakan rumah bagi sekelompok kecil orang-orang Advent. Saat ini kita akan bertemu dengan salah satu dari orang Advent yang tinggal di sana. Bisakah Anda memperkenalkan diri?
[Beralih ke orang yang akan diwawancara].
Sakhile: Nama saya Sakhile.
Saya seorang istri dan ibu dari dua orang anak, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Saya bekerja sebagai perawat di Ibu Kota Nunavut, lqaluit, yang berpenduduk sekitar 8.000 orang. Kami pindah ke sini satu tahun yang lalu dari Pond Inlet, sebuah komunitas kecil beranggotakan 1.800 jiwa yang terletak di bagian utara Nunavut.
Narator: Teritori Nunavut menghadapi tantangan berupa tingginya tingkat tunawisma dan kekerasan dalam rumah tangga. Apakah yang bisa dilakukan orang-orang Advent?
Sakhile: Ketika kami tiba di Pond Inlet, sebuah keluarga Advent dari Jamaika tinggal di sana. Setelah mereka pergi, kami menjadi satu-satunya keluarga Advent, dan kami tinggal di tengah-tengah komunitas. Suami saya bekerja untuk pemerintah kota, dan saya satu-satunya perawat di kota itu. Jika kami tidak melakukan pekerjaan kami, kegiatan di komunitas tidak akan berjalan lancar. Itu sebabnya, bisa dikatakan kami memegang posisi yang berpengaruh. Hal itu membuat kami sulit untuk bersaksi. Beberapa orang bersedia menerima apa pun yang kami katakan sebagai fakta, dan kami tidak ingin memanfaatkan kepercayaan mereka. Kami juga tidak ingin terlihat seakan-akan menggunakan posisi kami untuk memaksakan kepercayaan kami kepada orang lain. Jadi kami sangat berhati-hati. Tetapi ada beberapa hal yang kami lakukan. Kami memulai klub sepak bola untuk anak-anak perempuan berusia 9 hingga 12 tahun. Pond Inlet tidak memiliki klub sepak bola untuk anak-anak perempuan, dan klub kami memberikan pengaruh yang baik dalam komunitas tersebut.
Orang-orang dewasa mulai memperhatikan bahwa gadis-gadis tidak lagi berkeliaran tanpa tujuan di jalanan. Gadis-gadis itu sudah memiliki tujuan. Mereka datang ke klub sepak bola untuk latihan, makanan ringan, dan persahabatan. Kami juga mengajarkan para gadis cara menggalang dana untuk klub. Bukan hanya saya yang membuat kue untuk dijual tetapi mereka juga terlibat karena adanya bimbingan. Kami mengajarkan para gadis untuk mengambil tanggung jawab atas kepemilikan klub sehingga mereka dapat terus menjalankan klub itu tanpa kami.
Cara lain agar kami dapat memberikan pengaruh pada komunitas yaitu melalui teman-teman dari anak-anak saya. Teman-teman mereka menanyakan apakah mereka dapat mampir ke rumah kami setiap Jumat malam dan Sabtu. Kami mengadakan ibadah Sabat pada kurun waktu tersebut, dan kami mengundang anak-anak itu untuk bergabung dengan kami.
Narator: Bagaimana lqaluit dibandingkan dengan Pond Inlet?
Sakhile: Beberapa keluarga Advent tinggal di lqaluit, dan persekutuan kami benar-benar membantu kami bertumbuh secara rohani. Saya dapat mengajak anggota gereja lainnya dan meminta mereka berdoa untuk kami. Saya merasa ada jaring pengaman.
Di lqaluit, saya mengajar kelas Sekolah Sabat PowerPoints untuk anak-anak usia 10 hingga 14 tahun, dan saya membuat program untuk mereka agar terlibat dalam menolong orang yang lanjut usia dan melakukan tindakan kebaikan lainnya.
Narator: Apa impian Anda untuk gereja Advent di sini?
Sakhile: Kami membutuhkan gedung gereja sendiri. Strategi bersaksi kami benar-benar dibatasi oleh ketidakmampuan untuk memiliki tempat yang dapat kita sebut rumah. Ketika saya pertama kali mengunjungi lqaluit beberapa tahun lalu, kami memiliki tempat yang didedikasikan untuk ibadah Sabat yaitu kami menyajikan sup untuk para tunawisma selama seminggu. Meskipun kami tidak mengoperasikan dapur sup pada hari Sabat, para tunawisma sudah mengetahui jika mereka dapat datang ke gedung itu pada hari Sabat untuk makan bersama. Ruang yang lebih kecil yang sekarang kami sewa tidak cukup besar untuk makan bersama. Kelas Sekolah Sabat bertemu di ruang tamu rumah saya. Kelas Primary bertemu di ruang tamu dari anggota gereja lain, dan kelas anak-anak ketiga bertemu di rumah lainnya. Orang-orang dewasa bertemu di gedung gereja sewaan kami. Alangkah indahnya jika kami bisa beribadah dan mengadakan pertemuan bersama di satu tempat.
Narator: Terima kasih telah memberikan gambaran sekilas tentang Nunavut, teritori Kanada yang terpencil.
[Beralih ke pembacaan normal].
Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka sebuah gereja baru dan pusat pelayanan masyarakat untuk bersaksi bagi Tuhan di salah satu komunitas di Nunavut. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang melimpah pada Sabat Ketiga Belas.
Posting Komentar