Semuanya berawal ketika saya masuk sekolah menengah di kota kecil Meksiko yang terletak sekitar dua jam berkendara ke bagian selatan perbatasan dari negara bagian Texas, AS.

Seorang teman sekelas, Ketzy, dan saya menjadi teman baik, dan saya mendapati bahwa dia adalah seorang Advent. Dia berulang kali mengundang saya untuk pergi bersamanya mengikuti perkemahan dan kegiatan gereja lainnya. Tetapi saya terus menolak selama di sekolah menengah.

"Aku tidak bisa pergi," kataku. "Orang tuaku belum memberi izin."

Sebenarnya saya tidak pernah meminta izin kepada orang tua saya. Saya tidak tertarik untuk pergi, dan ajakannya hanya masuk dan keluar dari telinga saya.

Terkadang Ketzy dan saya berdebat tentang hari Sabat. Dia memberi tahu saya apa yang dia percayai, dan saya memberi tahu apa yang saya percayai. Tetapi sebenarnya saya tidak tahu apa yang saya percayai. Saya hanya mencoba untuk menjadi lawannya. Apapun itu, ayah saya memberi tahu bahwa hari beribadah itu tidak penting. Setelah kami lulus dari sekolah menengah, Ketzy memutuskan untuk kuliah kedokteran, sedangkan pangajuan saya untuk masuk ke universitas ditolak. Saya mulai berpikir bahwa Tuhan telah melupakan saya. Saya merasa sedih selama setahun dan ketika Ketzy mengundang saya ke perkemahan, saya setuju untuk pergi.

Saya langsung menyukai acara perkemahan itu. Orang-orang yang berkemah baik dan ramah.

Perkemahan tiga hari itu berfokus pada pekerjaan misi.

Kami membersihkan sungai dan merenovasi sebuah gereja Advent. Berkunjung dari pintu ke pintu memberi kesan yang sangat dalam bagi saya. Wajah orang-orang bersinar setelah kami menyanyikan sebuah lagu atau membacakan ayat Alkitab. Saya dapat menyaksikan bahwa hati mereka diubahkan oleh doa-doa kami.

Saya tidak pernah terlibat dalam pekerjaan misi sebelumnya, dan saya merasa heran betapa hati saya begitu senang. Dalam benak saya, saya berseru, "Saya benar-benar ingin melakukan lebih banyak dari ini. Saya harus melakukan ini sepanjang waktu!"

Perkemahan akhir pekan itu mengubah hidup saya. Semua kesedihan saya lenyap. Saya merasa hidup saya mempunyai sebuah tujuan.

Tetapi saya tidak tahu apa tujuan itu.

Saya memberi tahu kedua orang tua saya tentang perkemahan itu, tetapi mereka tidak menunjukkan rasa tertarik.

Pada hari Sabat berikutnya, saya pergi ke gereja. Orang-orang menyambut dan melibatkan saya dalam kegiatan-kegiatan gereja. Saya belajar banyak saat membaca Alkitab dan pergi ke gereja setiap Sabat setelah hari itu.

Tepat satu bulan setelah perkemahan, seorang mahasiswa teologi Universitas Montemorelos mengunjungi gereja untuk mengadakan pertemuan penginjilan selama seminggu. Saya mengundangnya ke rumah untuk makan malam, dan dia berbicara tentang Alkitab dengan keluarga saya. Ketika dia bersiap untuk pulang, dia bertanya kepada saya, "Sudahkah kamu memikirkan tentang baptisan?"

Ketika saya mendengar pertanyaan itu, saya berpikir, "Oh, wow, pertanyaan ini sudah saya tunggu-tunggu!"

Saya segera memutuskan untuk dibaptis. Orang tua saya dan Ketzy menyaksikan saat saya dibaptis tiga hari kemudian.

Sebulan berlalu, dan saya menghadiri kampore Pathfinder dl Universitas Montemorelos.

Ketika sesi kesaksian, panitia mengundang saya ke panggung agar saya dapat membagikan kisah saya. Orang-orang tampak tersentuh saat saya berbicara.

Ketika saya selesai, seorang panitia mengumumkan, "Dan dia mau menjadi mahasiswi di Montemorelos."

Sebenarnya, saya tidak berkehendak untuk belajar di universitas. Saya tidak mempunyai uang untuk kuliah dan, selain itu, saya ingin tinggal bersama orang tua. Tetapi saya tidak dapat menolak saran dari seorang dosen untuk bekerja sebagai penginjil literatur selama musim panas untuk mendapatkan uang kuliah. Saat saya berkunjung dari pintu ke pintu di rumah-rumah yang dekat dengan universitas, saya belajar lebih banyak tentang iman saya. Saya menyadari bahwa keinginan saya saat perkemahan pemuda untuk berkunjung dari pintu ke pintu telah terwujud. Saya telah jatuh cinta dengan penginjilan literatur.

Ketika musim panas berakhir, orang tua saya menyuruh saya untuk pulang. Di rumah, saya rindu untuk kembali ke universitas untuk terus mendapatkan uang kuliah dengan bekerja sebagai penginjil literatur. Saya sekarang menyadari bahwa Tuhan sedang mengarahkan saya untuk bekerja sebagai penginjil literatur.

Akhirnya, saya memberi tahu orang tua saya bahwa jika mereka tidak membawa saya kembali ke universitas, saya akan pergi sendiri. Orang tua saya dengan marah mengantar saya kembali ke sana. Mereka bahkan tidak mengucapkan sampai jumpa ketika menurunkan saya. Situasi yang sulit bagi saya, dan saya berdoa, "Tuhan, hal ini hanya antara Engkau dan saya."

Sebulan berlalu tanpa komunikasi dengan orang tua saya, dan saya bertanya-tanya apakah saya telah melakukan kesalahan. Saya menelepon ayah saya. Saat saya akan memberi tahu jika saya ingin pulang, dia berkata, "Kamu tidak perlu kembali. Tetaplah disana. Ibumu dan ayah sudah sementara bergabung dengan Gereja Advent."

Saya tidak percaya hal ini. Saya mulai menangis. Saya tidak dapat berbicara karena saya menangis tersedu-sedu.

Saya akhirnya mengetahui bahwa orang tua saya terkesan oleh tekad saya untuk melayani Tuhan sebagai penginjil literatur. Setelah mengantar saya ke universitas waktu itu, mereka memutuskan pergi ke gereja Advent untuk belajar lebih lanjut. Mereka mengikuti pendalaman Alkitab dan memutuskan untuk dibaptis. Selama jangka waktu itu, saya berpikir bahwa mereka marah kepada saya.

Enam minggu setelah panggilan telepon itu, ayah dan ibu dibaptis bersama saudara laki-laki saya yang berusia 17 tahun dan saudara perempuan saya yang berusia 13 tahun. Karena saya setia pada panggilan Tuhan untuk bekerja sebagai penginjil literatur, keluarga saya dibaptis.

Tempat asal saya, San Fernando, merupakan kota yang kecil, sehingga semua orang telah mengetahui bahwa keluarga saya sudah bergabung dengan gereja Advent. Saat orang tua saya dan saya membagikan kisah kami, banyak keluarga tertarik dengan gereja Advent. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ini barulah awal cerita kami.

Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka pusat pelatihan misionaris "Hidup yang Lebih Baik" di Universitas Montemorelos dan di dua belas lembaga pendidikan tinggi Advent di Divisi Inter-Amerika. Terima kasih untuk Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda yang murah hati untuk membantu menyebarkan Injil ke seluruh dunia.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama