Berita Mission 29 Mei 2021

Dengan teropong, Angel yang berusia 21 tahun mengamati daratan tandus yang dipenuhi pasir, kaktus, dan semak belukar di Negara Bagian Chihuahua, Meksiko.

Buum!(suara ledakan).

Angel melihat para tentara menembak dengan artileri berat. Meskipun tentara-tentara dan artileri mereka berada sejauh empat mil (7 km), letusan itu terdengar keras melintasi padang pasir. Angel mengikuti jejak dari kepulan asap putih yang memberi petunjuk jalur penerbangan misil yang ditembakkan itu.

"Tuhan,"dia berdoa dalam hati, "tolong buatlah itu meledak." Beberapa saat kemudian, BUM!

Misil itu meledak menjadi bola api dan asap saat menghantam tanah, menghancurkan segalanya dalam radius setengah mil (1 km).

Angel menarik napas dengan lega. Dua tentara yang sementara mengawasi di sampingnya juga merasa lega. Mereka bertugas untuk memastikan setiap misil yang ditembakkan meledak. Misil yang tidak meledak tidak boleh ditinggalkan di lapangan tembak ketika unit militer mereka yang terdiri dari 60 tentara kembali ke pangkalan di Kota Meksiko pada akhir pelatihan selama 15 hari itu.

Hari ini merupakan hari terakhir pelatihan. Keesokan pagi, para tentara akan mengadakan perjalanan selama tujuh hari kembali ke pangkalan menggunakan kereta militer. Angel merasa senang membayangkan perjalanan kembali ke pangkalan. Dia akan mengajukan permohonan izin untuk mengunjungi ibunya. Dia mengingat Alkitab yang diberikan ibunya. Dia membaca cerita tentang Yesus setiap malam setelah latihan militer. Dia mengetahui bahwa ibu selalu mendoakannya sejak ia bergabung dengan Gereja Advent hari Ketujuh lima tahun yang lalu. Sekarang dia berdoa saat memantau misil yang sementara ditembakkan.

BUM!

Lebih banyak asap putih melengkung melintasi langit.

"Tuhan, tolong buatlah itu meledak," Angel berdoa kembali.

Hening, (tidak ada ledakan).

Angel mengernyitkan alis dan dahinya karena khawatir.

Kedua rekannya mengumpat dengan marah. Mereka bertiga harus menelusuri misil yang belum meledak itu dan menghancurkannya.

Dua jam kemudian, latihan hari itu berakhir. Angel dan dua rekannya memutuskan untuk mulai mencari misil logam seberat 33 pon (15 kg) yang belum meledak itu.

Saat berjalan di zona ledakan, Angel melihat ada kelinci-kelinci dan anjing-anjing hutan yang terbunuh akibat ledakan dari amunisi-amunisi lainnya.

"Ini misilnya,"seorang tentara tiba-tiba berseru, "la terkubur di pasir yang halus."

Para tentara itu membuat gundukan dari semak-semak dan batang-batang kering di atas misil itu. Seorang dari mereka menuangkan solar ke kayu bakar itu dan menyalakan korek api sementara Angel dan tentara yang lainnya berlari ke tempat perlindungan di tumpukan batu yang berjarak sekitar setengah mil (satu kilometer).Tidak lama kemudian, tentara yang ketiga bergabung dengan mereka.

Lalu mereka menunggu. Lima menit... sepuluh menit... lima belas menit telah berlalu.

"Ya Tuhan, tolong buatlah itu meledak," Angel berdoa.

Dua puluh menit... BUM!

Para tentara Itu mengintip dari balik tumpukan batu. Asap putih tebal memenuhi udara. Ketika asap menghilang setelah sepuluh menit, tentara-tentara itu berjalan ke lokasi ledakan untuk memadamkan api kedi yang disebabkan oleh ledakan amunisi tersebut. Mereka tersenyum dan tertawa, mengetahui bahwa misi mereka yang sulit telah terselesaikan dan segera mereka akan mengadakan perjalanan pulang.

BUM!

Tiba-tiba Angel melemparkan diri ke tanah. Dia tidak pernah merasa sangat takut dalam hidupnya.

"Tuhan, tolong lindungi kami. Lindungi kami,"doanya. "Jaga kami. Jaga kami."

Kejadian yang baru saja terjadi -tak bisa dijelaskan. Hal yang tak terpikirkan telah terjadi. Misil itu meledak untuk kedua kalinya.

Setelah beberapa menit, para tentara itu berdiri dan memeriksa diri mereka masing-masing. Mereka bahkan tidak tergores. Padahal mereka berdiri hanya 7 meter dari misil yang meledak itu. Mereka merangkul satu sama lain dalam sebuah pelukan yang penuh sukacita. Kemudian mereka bertelut dengan rasa hormat di pasir.

"Terima Kasih, Tuhan, atas perlindungan dan penjagaan-Mu sehingga kami tetap selamat," Angel terus mengulangi doanya.

Kejadian hari itu mengubah hidup Angel. Dia mulai mendengarkan ketika ibunya berbicara tentang Yesus. Dia membaca dengan penuh minat pelajaran-pelajaran Alkitab dan buku-buku Ellen White yang dikirim oleh ibunya di pangkalan militer.

Dua tahun setelah ledakan itu, ia menyerahkan hatinya kepada Yesus dan dibaptis.

"Hanya sebuah keajaiban yang menyelamatkan kami hari itu," kata Angel. "Biasanya misil tidak akan meledak dua kali. Tangan Tuhan benar-benar melindungi kami.

Saya yakin Tuhan memiliki sebuah rencana untuk saya."

Saat ini Angel sudah berusia 43 tahun dan bekerja sebagai kepala petugas keamanan dan kendali mutu di Southeast Hospital, sebuah fasilitas Gereja Advent Hari Ketujuh di Villahermosa, Meksiko. Terima kasih atas Persembahan Sabat Ketiga Belas Anda pada triwulan pertama tahun 2018 yang telah membantu rumah sakit ini berkembang melalui pembangunan sebuah ruang perawatan yang baru.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama